1 Korintus 14:1-25

Berbahasa Lidah

11 Februari 2024
GI Mario Novanno

Karunia berbahasa lidah--"bahasa lidah" adalah terjemahan literal dari bahasa asli Alkitab. LAI menerjemahkan kata ini sebagai "bahasa roh"--menjadi perhatian gereja Korintus karena penerapannya telah menimbulkan kekacauan dalam ibadah, padahal seluruh praktik ibadah harus bermanfaat bagi jemaat. Prinsip ini mencakup seluruh unsur ibadah. Dalam ibadah, segala sesuatu harus dilakukan dengan baik dan teratur. Bahkan, saat karunia Roh Kudus digunakan, tidak ada alasan untuk membiarkan terjadinya kekacauan, karena kekacauan menghalangi pekerjaan Tuhan di antara orang percaya. Selain menimbulkan kekacauan, bahasa lidah telah menjadi tanda superioritas (keunggulan) secara rohani, bukan sarana mempersatukan. Karunia rohani hanya bermanfaat bila dipakai untuk membangun gereja. Orang percaya tidak boleh memakai karunia rohani sekadar untuk kenyamanan diri sendiri. Mereka yang berkontribusi dalam pelayanan apa pun harus mempunyai kasih sebagai motivasi utama, mengucapkan perkataan yang bermanfaat, dan berpartisipasi dengan cara yang memperkuat iman sesama orang percaya.

Rasul Paulus mengemukakan beberapa hal mengenai karunia berbahasa lidah. Pertama, karunia rohani ini berasal dari Allah (14:2). Kedua, karunia berbahasa lidah kurang penting dibandingkan dengan karunia bernubuat dan karunia mengajar (14:3-4). Ketiga, bahasa lidah dapat ditafsirkan (14:13, bandingkan dengan Kisah Para Rasul 2). Meskipun Rasul Paulus bisa berbahasa lidah, ia menekankan bahwa karunia bernubuat (menyampaikan firman Tuhan) lebih bermanfaat bagi seluruh anggota jemaat, sedangkan berbahasa lidah--bila tidak ada yang menerjemahkan--hanya bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya. Praktik ibadah umum harus berlangsung dengan bahasa yang dapat dimengerti supaya bisa membangun seluruh jemaat.

Praktik berbahasa lidah--yang tidak diterjemahkan--dalam jemaat Korintus tidak membangun kerohanian jemaat. Selain itu, orang yang tidak percaya menganggap orang yang berbahasa lidah itu tidak waras (14:23). Apakah orang percaya harus bisa berbahasa lidah atau tidak perlu berbahasa lidah bukanlah hal yang penting untuk diperdebatkan. Demi kesatuan gereja, marilah kita memegang keyakinan kita tanpa menghakimi anggota gereja lain yang berbeda keyakinan dengan kita. Bagi kita, jauh lebih penting untuk "mengejar" karunia menjelaskan firman Tuhan (bernubuat) karena karunia ini menolong kita untuk semakin mengenal Tuhan dan memperkenalkan Kristus demi membangun tubuh Kristus. Apakah Anda sedang "mengejar" karunia bernubuat?

Pokok Doa
1. Proses pengusulan Calon Sementara Penatua di masing-masing Jemaat GKY.
2. Proses Pergantian Gembala di GKY Jemaat Teluk Gong, GKY Jemaat Sunter.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design